Pandemi Belum Berakhir: Cara Santri Memanfaatkan Smartphone

Bagi pondok pesantren yang memiliki lembaga sekolah seperti di pondok pesantren Al Hidayah Termas yang  peserta didiknya tidak hanya dari lingkungan pesantren, dalam artian terdapat peserta didik dari luar dan tidak mukim di pondok, penetapan kebijakan pembelajaran secara daring (dalam jaringan) sebagai upaya pencegahan covid-19, mampu mengubah tatanan kehidupan masyarakat Indonesia termasuk di lingkungan pondok pesantren. Penetapan kebijakan ini menyebabkan pembatasan ruang  dalam berineraksi dan beraktivitas. Sehingga diperlukan sebuah solusi  agar berbagai aktivitas primer tetap dapat berjalan meski dengan berbagai penyesuaian. Salah satu solusi dari persoalan  tersebut adalah dengan penggunaan teknologi berupa smartphone. Mau tidak mau agar pembelajaran dapat terlaksana di tengah adanya pembatasan ruang, lembaga pendidikan di bawah naungan pondok pesantren juga harus menerapkan pembelajaran daring dengan smartphone sebagai sarana pendukung. Hal ini menyebabkan peserta didik yang mukim di pondok (santri mukim), diperbolehkan bahkan disarankan menggunakan smartphone.

Penggunaan smartphone yang semula dilarang, menjadi diperbolehkan penggunaanya di lingkungan pondok pesantren menjadi euforia tersendiri bagi santri. Menfaat dari diperbolehkannya penggunaan smartphone bagi santri adalah

  1. Sebagai sarana pembelajaran, di tengah penetapan kebijakan pembelajaran daring (dalam jaringan) dimana pembelajaran, pengambilan nilai, dan pengevaluasian yang dilakukan oleh guru dilakukan secara online melalui berbagai platform seperti zoom, google form, google clashroom, e-learning, dan platform lainnya
  2. Kemudahan mendapat informasi terbaru, adanya akses internet membuat dunia seolah tak berjarak. Berbagai kejadian dan peristiwa-peristiwa penting di seluruh dunia dapat dengan mudah diketahui melalui berbagai sosial media dan media pemberitaan daring yang kini dapat dengan mudah diakses melalui smartphone yang selalu ada di genggaman
  3. Muncul inovasi baru, adanya pandemi ini menuntut berbagai aspek kehidupan secara tanggap beradptasi dengan situasi baru. Dengan demikian, selama masa pandemi ini banyak dijumpai inovasi-inovasi baru di berbagai bidang. Contohnya saja banyak acara keagamaan seperti istighasah, tahlil, serta doa bersama untuk  negeri yang diselenggarakan melalui youtube, zoom, google meet, dan platform

Di samping berbagai manfaat diatas, ternyata penggunaan smartphone juga memiliki dampak negatif, diantaranya :

  1. Adanya kemungkinan santri lalai akan kewajibannya, penggunaan smartphone yang semula dilarang menjadi diperbolehkan penggunaannya di lingkungan pondok pesantren menjadi euforia tersendiri bagi santri. Euforia ini dapat menjadi bumerang bagi santri, jika santri tersebut tidak bisa mengendalikan diri.
  2. Menurunnya rasa kekeluargaan, adanya smartphone memungkinkan santri lebih senang berinteraksi dengan gadgetnya masingp-masing dibanding dengan rekan-rekannya, sehingga muncul sifat individualisme yang mengedepankan ego masing-masing
  3. Mudah terpengaruh tren negatif, adanya kemudahan informasi melalui smartphone tidak selamanya menguntungkan. Karena apabila santri tersebut tidak pintar dalam menyaring informasi, santri tersebut akan dengan mudah terpengaruh tren negatif. Contohnya munculnya tren berjoget-joget ria di aplikasi tik-tok, yang apabila ditelisik tren seperti ini tidak sesuai dengan budaya yang ada di pondok pesantren. Dan kurang etis biamana santri melakukan hal tersebut.

 

Penulis: Rahma Azizah

Editor : Zam

Admin MAHIDA
Admin MAHIDA
Articles: 35

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *